Monday, 12 January 2015

Takdir dari Sudut Pandangku


Sudah terlalu banyak yang mendefinisikan takdir.

Dari sebuah novel aku pernah membaca bahwa "takdir adalah ketetapan Tuhan yang tak bisa diubah oleh tangan manusia." Lalu dari drama korea aku menemukan definisi lain, katanya "meski aku mau atau tidak, kalau itu akan terjadi pasti akan terjadi-orang-orang bumi menyebutnya "takdir" (Drama korea "Who you came from the star)

Ya, semuanya memang betul. Aku pun sangat setuju dengn kata-kata di atas. Lalu menurutku sendiri? Baiklah, aku hanya mencoba menuliskan apa yang ada di kepalaku saat ini.

Bagiku... Takdir sangat sederhana. Mungkin sesederhana urusan perasaan yang selalu saja dibuat ribet oleh manusia.

Takdir itu...
Saat aku sangat ingin masuk fakultas teknik tapi malah terdampar di sospol, ilmu pemerintahan: sebuah jurusan yang sama sekali tidak pernah kuinginkan sebelumnya. Sesuatu yang masih sangat tabu sekaligus abstrak menurutku. Why? Karena aku benci tentang hal-hal berbau politik. Aku sama sekali tidak paham dengn seluk-beluk dunia politik. Singkatnya, aku tidak pernah tertarik dan sangat malas membahas sesuatu yang berkaitan dengan politik. Masa bodoh dengan polotik, begitulah anggapanku sebelumnya. Lalu... Aku sama sekali tidak menyangka bahwa takdir akan selalu berhasil mengantarkanku ke pulau asing yang tidak pernah kurencanakan sebelumnya. 

Entah apakah ini takdir baik atau takdir buruk bagiku. Yang kutahu, saat ini aku tengah berusaha menikmatinya. Bertanggungjawab atas pilihan yang sudah kuambil. Seperti yang dikatakan dalam buku Mimpi sejuta dollar dan filemnya Merry Riana "Bahwa hidup tidak hanya soal berhitung tapi bagaimna kita menyelesaikan apa yang sudah kita pilih"-sebuah kata-kata yang kemudian sangat memotivasiku saat lagi down dan merasa sangat ingin pindah jurusan.

Kali ini takdir semakin membuatku merasakan bahwa perjalanan hidup betul-betul sesuatu yang misterius. Bukan begitu?
Seringkali apa yang terjadi tidak sesuai harapan. Itulah mengapa, salah satu prinsip hidupku "berusaha memiliki hati yang selalu siap menerima dan berdamai dengan kenyataan yang ada." Karena takdir selalu saja tidak sejalan dengan keinginan kita. Berbagai peristiwa 18 tahun terakhir hidupku telah mengajarkanku banyak hal salah satunya tentang takdir. Bahwa aku hidup atas takdir yang sudah digariskan Tuhan sejak aku belum melihat dunia.

Bahwa hidup memang butuh penerimaan terhadap takdir yang di luar kendali manusia Yaa, karena takdir tidak pernah peduli perasaan kita. Tanamkan ini kawan, karena sekali lagi, takdir tidak peduli. Sama sekali tidak akan peduli kau sakit hati, kau terluka, menangis bahkan frustasi sekalipun ia akan tetap memainkan perannya menjalankan skenario-Nya.

Takdir itu... Kebahagiaan dan juga kesedihan. Karena hidup ini selalu seimbang. Pahami ini. Tuhan selalu adil. Termasuk dalam urusan takdir. Lihatlah berbagai kejadian dari sudut pandang yang berbeda.

Temukan arti dari takdirmu dan kalaupun kau tidak menemukannya, cukup yakini bahwa sesuatu yang ada tidak mesti harus terlihat. Jika kamu ingin kebahagiaan, maka kamu juga perlu merasakan kesedihan agar kau tau makna dari kbahagiaan itu sendiri. Hal sederhana yang kadang kita diabaikan.

Takdir...
Saat aku terlahir dari keluarga sederhana. Punya seorang Ayah dan Ibu yang sangat menyayangiku, orang tua yang mengajariku banyak hal tentang hidup ini. Betul-betul sebuah takdir bahagia yang dianugerahkan Tuhan untukku.

Tapi ternyata pada akhirnya aku sadar bahwa takdir tentang kebahagiaan akan selalu beriringan dengn kesedihan. Ya, aku  memahami kalimat ini saat sosok Ayah harus menemui takdir akhirnya di bumi ini. Dia pergi begitu saja meninggalkan aku, mama dan kakak-kakaku.

Saat itu kami smua harus menerima sebuah takdir yang tidak kami inginkan. Kenapa? kenapa tiba-tiba takdir seolah menjadi tokoh antagonis? Aku berhasil menjawabnya sendiri.
Karena takdir tidak pernah bertanya apakah aku siap atau tidak. Ia tidak peduli aku menerima atau tidak. Itulah salah satu bagian yang paling menyakitkan dari takdirku. kehilangan seorang yang paling kucintai. Sepotong hati yang pergi menyisahkan kesedihan dan air mata. Bahkan sampai saat ini, tiap kali mengenangnya,  perasaan sedih itu seperti de javu bagiku.

Mama slalu mengingatkan ikhlaskan apapun yang sudah menjadi takdirmu. Kuncinya hanya ada pada "penerimaan." Terima kehadirannya. Berdamailah dengnnya. Meski sakit hati, berusahalah untuk mengikhlaskannya. Sesuatu yang tidak akan pernah bisa kita ubah. Takdir.

Buka mata, perhatikan, ada banyak kebahagiaan di sekitar kita. Setiap orang berhak bahagia. Seluruh kejadian yang kita alami pasti mengandung hikmah. Tugas kita hanya mencari dan menemukannya.
Sederhanakanlah hidup ini dengan senantiasa pasrah pada ketetapan-Nya. Baik atau buruknya pasti akan ada kebaikan yang terselip disana. Yakini ini.

Finally... Takdir...
Saat aku bertemu mereka. Orang-orang  yang tidak pernah kukenal sebelumnnya.

Takdir...

Saat aku menyukai seseorang yang tidak kuinginkan (entah maksudnya apa. haha) seperti sebuah perasaann yang tiba-tiba muncul. Bikin galau, nah loh? kalau yang terakhir ini, aku masih tidak yakin jika itu betul-betul bagian dari  takdir, atau bisa jadi hanya sebuah kesalahan yang tidak harus terjadi. Tapi mungkin juga, "takdir perasaan"  #Lol

Entahlahh… silahkan interpretasikan sendiri.

Terlalu banyak wujud dan defnisi takdir. Tapi menurutku, lebih baik jika kita memahaminya dari perjalanan hidup masing-masing karena itu akan semakin membuat kita paham hakikat takdir itu sendirii

Aira zakirah

--dialog hati