Salah satu hal yang sangat sering kulakukan adalah menghayal atau lebih tepatnya berimajinasi. Saat menghayal ataupun berimajinasi, aku selalu menemukan hal-hal baru yang kusebut sebagai ide dan inspirasi. Dengan menghayal dan berimajinasi aku menemukan duniaku sendiri. Seperti terlempar ke di mensi lain. Kehidupan yang betul-betul berbeda dari planet ini. Rasanya betul-betul menyenangkan ^-^
Dan sore ini, saat aku tdk menemukan siapapun untk diajak bercerita aku hanya duduk, diam dan menikmati kesendirian. Akhirnya aku memutuskan untuk menulis. Menuangkan apa-apa yang tengah berseliweran di kepalaku.
Dan berikutnya, aku malah merasa betul-betul sesak. Why? Mungkin karena terlalu banyal hal yang ingin kutuliskan sedangkan keadaan sangat tidak mendukung. Ah, saat ini aku lagi galau. Sebuah perasaan yang tidak pernah kuharapkan mampir. Tapi ternyata galau kali ini berbeda. Aku berhasil menjawab satu pertanyaan sederhana yang tiba-tiba saja aku temukan saat tengah asyik menatap langit kelabu yang disusul gerimis dan akhirnya hujan turun begitu derasnya.
Hujan memang selalu menjadi momen yang paling aku suka. Karena hujan sore ini membuat aku bertanya pada diri sendiri "mengapa orang-orang sering galau?" Mengapa juga aku harus merasakan galau saat tidak kutemukan alasan dari kegalauanku ini. Sungguh aneh. Sekali lagi, kenapa kita galau? Dan jawabannya sederhana saja. Karena kita manusia. Manusia yang memiliki hati sebagai wadah untuk menampung berbagai rasa.
Kenapa kita mesti galau? Karena ini yang membuat kita beda dari makhluk lainnya. Bahwa sesungguhnya, kita diciptakan sangat istimewa. Coba perhatikan kayu, batu ataupun pohon-pohon di sekitar kita. Apa mereka pernah galau? jawabannya tentu tidak. Karena sekali lagi, kita memiliki perasaan. Sesuatu yang lebih dari istimewa yang jarang kita sadari betapa berharganya anugrrah perasaan yang diberi cuma-cuma oleh-Nya. Tidak bisa kubayangkan jika kita tidak memiliki perasaan. Dunia pasti akan kacau karena kita tidak jauh beda lagi dengan binatang, batu bahkan seorang psikopat yang kejam.
Maka bersyukurlah karena Tuhan telah menciptakan hati yang membuat kita bisa merasakan hal-hal yang tidak dirasakan makhluk lain ciptaan-Nya. Galau itu manusiawi, teman. Asalkan jangan lama-lama dan jadikan galau sebagai moment untuk merenung. Memperbaiki apa yang salah dari diri kita.
Sore ini aku menemukan salah satu jawaban dari berbagai pertanyaan yang masih jadi misteri di benakku. Bukankah jawaban itu selalu ada? Iyaa, memang ada, cuman terkadang ada kalanya kita tidak usah tahu jawaban itu. Mungkin begitulah salah satu cara Tuhan melindungi kita dari rasa sakit atas keingintahuan terhadap sesuatu. Karena sebuah jawaban tidak selalu baik untuk diketahui.
Maka, galaulah sesuai porsinya. Sekian unek-unek sore ini.
--Depan kos