Hari ini kita
melihat matahari, juga langit yang sama. Tapi lagi-lagi, masih dengan perasaan
masing-masing. Pagi yang cerah bisa saja terasa lebih sendu untuk seseorang
yang tengah melahap sedih berpuluh suap, mencicipi pahitnya kecewa, lalu
membungkusnya serapi mungkin dengan sebuah senyuman seolah itulah tolak ukur
untuk mengatakan jika semuanya baik-baik saja. Singkatnya, seperti itulah sandiwara
yang umum dilakukan tiap orang dan khusus untuk makhluk yang bernama perempuan,
itu merupakan salah satu keahliannya. Menjadi aktor paling handal dalam hal
menyembunyikan setiap inci perasaannya, menutup rapat segala duka lara,
membuat punggungnnya seolah memikul beban berat tak terlihat.
Sore tadi sepulang
kampus, langit terlihat kelabu seolah sebentar lagi akan turun hujan. Dan benar
saja, selepas isya hujan betul-betul turun. Akhirnya kupaksa menggerakkan jemari bermain dinatas keyboard laptop, menuliskan
stiap kata yang tengah berseliweran di kepalaku. Biarkan semuanya mengalir
bersama hampa yang memenjaraiku, juga rasa lelah di penghujung hari ini. Entah
kenapa, beberapa hari ini rasanya amat berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Mungkin saja karena pengaruh tugas kuliah yang memusingkan, ditambah lagi, khusus minggu ini
aku mengikuti test toefl hingga pikiran betul-betul kesulitan mencoba tetap
fokus karena di saat yang sama, aku juga harus tetap konsisten dengan
kebiasaan-kebiasaan (Golden Habits) yang tidak boleh terabaikan karena
kesibukan yang lain.
Finally, dengan
sangat terpaksa harus mengakhiri tulisan ini, berhubung sudah waktunya untuk
mengistirahatkan tubuh dan pikiran, disusul harapan semoga esok masih diberi kesehatan dan bisa
lebih baik lagi dari hari-hari kemarin.
#One Day One Post