Begitu
banyak hal yang ingin kusampaikan hanya kepadamu. Segalanya dari apa yang bisa
kulihat, kudengar, juga apa yang tengah kurasakan. Tentang hangat mentari
ataupun langit kelabu pagi ini.
Biar
kuceritakan suatu siang di bawah terik matahari juga sore hari yang
mengantarkanku pada lelah selepas beberapa rutinitas yang habis
kutuntaskan. Ingin kukatakan beberapa kalimat di malam-malam saat aku hanya
mampu menikmati hening sendirian, memeluk sepi di bawah langit-langit kamar yang
tak jarang air mataku mulai mengalir karena sebab yang sederhana.
Entah itu karena beberapa kenangan yang tiba-tiba menyeruak dari mana saja
ataupun secangkir kopi yang membuat mata semakin menolak untuk segera terpejam.
Dan hujan yang selalu saja datang tiba-tiba membuat segenap rasaku mulai
ternarasikan bersama segenap rindu yang entah sampai kapan mampu kutahan dalam hening.
Ingin
kuberitahukan padamu bahwa tulisanku selalu saja perihal dirimu yang tak pernah
kau baca. Entah kenapa aku tak pernah kehabisan diksi menulis setiap inci
tentang perasaan ini, bahkan terkadang sangat sulit menemukan akhir saat aku
terlanjur merangkai aksara berbentuk tarian yang begitu menagih dan membutku
enggan berhenti. Menciptakan sajak-sajak tentangmu membuatku seolah terhanyut
ke sungai harapan. Tentang dirimu yang tak lelah kusemogakan pada semesta.
Aku
hanya ingin berbagi Semua itu. Tapi tidak kepada selain dirimu. Sudikah kau
berbagi waktu? Maukah kau mendengarkan setiap apa yang ingin kusuarakan? Ah,
sepertinya kau enggan. Kau melemparkanku tatapan penolakan yang seketika
membuatku bungkam. Dan setiap kata yang sebelumnya kuingin agar kau
mendengarkan kini menguap entah kemana. Menyisahkan aku yang pada akhirnya
hanya mampu berbicara pada dinding-dinding sunyi.
Kapadamu
yang masih betah dalam ingatan. Maaf... Aku ingin berbagi rasa tapi
tidak kepada selain kamu. Bolehkah?
#OneDayOnePost hari
ke 5