Ada
begitu banyak buku-buku terbaik ataupun terkeren versiku, yang sayangnya tidak
bisa kusebutkan satu persatu. Maka untuk tantangan One Day One Post kali ini,
setidaknya aku ingin menuliskan lima buku terbaik yang tidak lain adalah
koleksi buku-buku kesayanganku. Mungkin karena pengaruh musim hujan, awal tahun
2016 aku malah lebih tertarik membeli buku-buku yang berjudul hujan. Cekidot…
1. Hujan. Ini
adalah buku terbaru Tere liye, penulis favoritku sejak kelas 1 MTS (setingkat
SMP). Sama halnya dengan 20 lebih buku-buku Tere liye sebelumnya, novel Hujan ini memberikan
banyak hal yang rasanya hanya bisa kutemukan lewat buku-buku karya Tere liye. Novel
ini memang fiksi dan hanya imajinasi dari sang penulis. Meski demikian, membacanya
membuatku seperti terhanyut ke dalam isi buku dan enggan berhenti sampai ke
akhir cerita. Betul-betul sebuah novel yang menghipnotis. Aku mulai membacanya
dari sore menjelang magrib dan akhirnya selesai sekitar pukul 2 malam. Novel
ini berhasil membuatku memikirkan banyak hal
dengan pemahaman yang labih luas. Tentang cinta, tentang perpisahan, tentang
persahabatan, tentang melupakan, dan tentu saja tentang hujan. Cerita yang “wow
keren” banget menurutku. Dengan ending yang mengejutkan, buku ini recommended
untuk para booklovers.
Novel
ini penuh dengan quote ala tere liye yang akan membuat pembacanya merenung
sejenak, memaknai beberapa pesan yang tersirat dari keseluruhan isi buku. Dari beberapa quote tersebut, aku
paling suka kata-kata penutup di akhir cerita. Bahwa “Bukan seberapa lama
umat manusia hidup, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat semua hal
menyakitkan yang mereka alami.” Awesome...!!!
2. Hujan
Matahari. “Bagaimana bila hujan itu berbentuk matahari. Dimana sinarnya
seperti tetes-tetes air, tidak lagi hanya memberikan kesejukan tapi juga
menerangi. Tidak ada lagi cerita hujan dengan mendung gelap. Tapi hujan dalam
suasana yang cerah. Setiap orang menjadi hujan sekaligus matahari bagi orang
lain. Datang ke dalam hidup seseorang untuk memberikan pembelajaran. Pergi pun
meninggalkan pembelajaran. Selamat hujan-hujanan” Sepenggal dari sinopsisi
Hujan Matahari.
Awalnya
aku hanya tertarik dengan judulnya yang mengusik rasa ingin tahuku, kemudian meminjam
buku ini, membacanya, dan jatuh cinta hingga akhirnya aku merasa harus
memilikinya. Buku ini berisi kumpulan prosa dan cerita pendek yang akan
merefleksi perasaan, membuat kita merenungi berbagai problematika hati manusia.
Bahasanya sederhana tapi berhasil membuatku ketagihan dan terkagum-kagum sama
penulis yang ternyata penggemar Tere liye sama sepertiku .
Dari
awal membaca buku ini, aku merasa menemukan tulisan-tulisan yang hampir mirip
dengan gaya menulisnya tere-liye, tapi dengan versi Kurniawan Gunadi (penulis
buku ini) hingga aku berasumsi bahwa sang penulis pastilah salah satu penikmat
buku tere liye. Dan betul saja, akhir
tahun 2015 saat mengikuti acara bedah buku “Lautan Langit”(buku ke dua dari
sang penulis) aku mendapat kesempatan menanyakan langsung “Siapa penulis
favorit masgun (panggilan akrab Kurniawan Gunadi)? Sambil tersenyum Masgun
menjawab “Buya Hamka dan Tere liye.” Finally, Aku pun menjadi salah satu
penggemar masgun karena Hujan Matahari betul-betul membuatku jatuh cinta.

3. Senja Hujan dan Cerita yang Telah Usai. Salah
satu buku dari Boy Candra-penulis kesekian yang berhasil membuatku jatuh cinta
sama tulisannya. Dari judul dan covernya, buku ini menjadi salah satu buku yang
sangat ingin kumiliki hingga rela mengunjungi 3 gramedia demi mencari buku yang
ternyata stoknya selalu habis. Syukurlah, 10 februari yang lalu, sahabatku
berhasil menemukan buku ini ready stock di salah satu gramed yang sempat
membuatku gagal memilikinya. Tanpa pikir panjang lagi, ia membelinya, lalu
akhirnya menjadi salah satu koleksiku. Sinopsis buku ini betul-betul mengundang
rasa penasaranku, sampai akhirnya aku membacanya, dan kemudian… aku betul-betul jadi beper level banget. Isinya membuatku seolah merasakan langsung apa yang di tuliskan Boy
Candra dalam buku ini.
“Buku ini saya persembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Untuk orang-orang yang pernah mencintai, tapi dikhianatii. Juga yang pernah menghkhianati, lalu menyadari semuanya bukanlah hal baik untuk hati. Kepada yang jatuh cinta diam-diam. Suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Saya pernah di posisi kamu saat ini. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang panjang ke masa lalu, kamu harus menjadi lebih baik. Dan mulailah menata rindu yang baru. Katakanlah kepada masa lalu: Kita adalah cerita yang telah usai.” Demikian yang ditulis Boy Candra di cover belakang Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai.
4. Hujan
Bulan Juni. Versi novel soft cover, dan hardcover untuk kumpulan
puisi atau serpihan sajak. Karya fenomenal dari Sapardi Djoko Damono yang
membuatku merasa ketagihan membaca karya sastra. Buku kumpulan puisi yang jujur,
sampai saat ini aku masih kesulitan mencerna kata-kata puitis Sapardi karena
unsur sastra yang sepertinya terlampau sulit untuk kupahami. Meskipun begitu,
aku sangat menikmatinya. Bahkan beberapa puisi sempat membuatku tertegun
sejenak, terharu hingga mata berkaca-kaca . “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”-ini
yang paling aku suka dari puisi Hujan Bulan Juni.

5. Terakhir,
Hujan Bulan Juni novel, membacanya seperti menikmati sebuah cerita yang
tidak kalah puitis dengan sebuah puisi. Konflik dalam novel ini sederhana tapi
cara berceritanya cukup ribet. Mungkin seperti inilah cara seorang penyair
menulis novel. Yang menarik dari novel ini, tak lain adalah beberapa bagian
yang menyerupai puisi khas Sapardi. Membacanya betul-betul menagih
hingga tak terasa bahwa ternyata, aku berhasil menamatkan buku ini hanya dengan
satu kali duduk.
Novel tipis dengan ending yang menggantung
ini, sangat cocok dibaca untuk para penggila sastra. Kutipan favoritku di novel
ini: “Bahwa kasih sayang beriman pada senyap”-hal 45. Dan juga di
halaman 66: “Bagaimana mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai
kembali benang yang tak terkirakan jumlahnya dalam saputangan yang telah
ditenunnya sendiri. Bagaimana mungkin seseorang bisa mendadak terbebaskan dari
jaringan benang yang susun-bersusun, silang-menyilang, timpa-menimpa dengan
rapi di selembar saputangan yang sudah bertahun-tahun lamanya ditenun dengan
sabar oleh jari-jarinya sendiri, oleh kesunyiannya sendiri, oleh ketabahannya
sendiri, oleh tarikan dan hembusan napasnya sendiri, oleh rintik waktu dalam
benaknya sendiri, oleh lerinduannya sendiri, oleh penghayatannya sendiri
tentang hubungan-hubungan pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di
sebuah ruangan kedap suara yang bernama kasih sayang. Bagaimana mungkin…
Itulah beberapa dari buku terbaik
yang pernah aku baca. Semoga bisa jadi referensi bacaan, khususnya buat yang
mengaku pecinta hujan seperti aku.
#One Day One Post