“Kamu
tau tidak, dulu aku selalu menganggap kamu apa?" Katamu pada suatu pagi—tepatnya, di tahun
kedua setelah kau dan aku sah menjadi kita.
“Apaan?" Tanyaku dengan wajah antusias.
Penasaran seperti apa aku di matamu sebelum menggenapiku.
“Perempuan bunglon." Jawabmu sambil
menatap kedua bola mataku. Aku terdiam sebentar. Kau terlihat serius dengan jawaban yang justru terdengar lucu menurutku. Di kepalaku kini terbayang rupa bunglon dalam buku sains di sekolah dasar .
“Maksudmu aku kayak bunglon yang bisa
berubah-ubah warna?" Tanyaku kembali, masih
berusaha mencerna jawabanmu barusan.
“Iya, kamu tuh persis kayak bunglon. Selalu
berubah-ubah, seolah memiliki beberapa kepribadian.” Jawabmu. Kali ini dengan senyum khas
yang selalu ingin kunikmati. Aku kembali terdiam memberimu kesempatan untuk menjelaskan lebih lanjut.
“Pertemuan kita yang pertama membuat aku
berpikir kalo kamu itu perempuan paling cuek yang pernah aku kenal. Tapi setelah beberapa
bulan mengenalmu aku sedikit tahu tentangmu. Kamu itu bisa sangat perhatian
meski kadang jadi orang paling cuek, bahkan terkesan sangat egois. Lalu di satu
sisi kamu selalu terlihat sangat cerdas, sangat pandai membuat orang terkesima
dengan ide-idemu yang cemerlang. Tapi di sisi lain ternyata kamu juga bisa terlihat
bodoh saat menanggapi sesuatu dan tak tahu harus berbuat apa. Kamu tidak sadar aku
selalu memperhatikan gerak-gerikmu sejak pertama kali kamu berhasil mencuri perhatianku.” katamu
panjang lebar membuatku refleks menggali memori semasa kuliah, saat
bergabung di sebuah organisasi yang akhirnya membuka jalan untuk kita saling mengenal.
“Kalo aku seperti bunglon kamu mau tau
tidak, kamu itu kayak apa? tanyaku yang kemudian membuat tanda tanya di wajahmu. Kamu
bergumam sebentar lalu balik bertanya. “apaan?"
“Berarti aku ada pahit-pahitnya gitu." Katamu dengan wajah kurang setuju dengan analogiku.
“Iya, emang kamu pahit kalo
lagi marah. Yang gak salah pun sering kena imbasnya. Nyebelin …” jawabku jujur.
Kamu lalu menggenggam tanganku sambil mengunci pandanganku dengan tatapan penuh cinta.