Tantangan menulis
isu yang lagi booming membuat saya berpikir lama. Akhir bulan maret lalu, saya
sempat membaca beberapa berita yang lagi naik daun. Salah satunya adalah
rencana pembangunan perpustakaan DPR. Dari sekian banyak pilihan, akhirnya
topik inilah yang berhasil membuat saya tertarik untuk menuliskannya.
Membangun sebuah perpustakaan jelas hal
yang penting untuk menunjang kemajuan di berbagai aspek. Baru-baru saja wacana
tentang pembangunan perpustakaan DPR menjadi salah satu hal yang ramai dibicarakan
di berbagai media. Pasalnya, rencana pembangunan perpustakaan tersebut yang menurut
beberapa sumber adalah gagasan dari para cendikiawan ternyata menuai pro-kontra.
Berbagai pihak mulai angkat suara.
Beberapa tokoh elit partai ada yang menyetujui namun tak sedikit pula yang
menolak dengan komentar yang cukup berani. Menurut pihak yang tidak menyetujui
tercana tersebut adalah karena mereka menilai bahwa rencana pembangunan
perpustakaan adalah niatan segelintir anggota DPR yang mempunyai kepentingan.
Selain itu pembangunan perpustakaan yang digadang-gadang akan menjadi yang
termewah se-Asia Tenggara juga dianggap bukan sesuatu yang mesti diprioritaskan
dikarenakan perpustakaan yang ada saat ini dinilai masih belum dimanfaatkan
secara maksimal.
Dengah berbagai komentar miring yang
beredar dari sejumlah pihak, Ketua DPR sendiri memilih tetap akan
memperjuangkan pembangunan perpustakaan tersebut sebagai simbol intelektualisme.
Terlepas dari mereka yang mendukung
ataupun yang menolak sepakat, saya pribadi merasa kurang setuju dengan rencana
tersebut. Menurut saya ide tentang rencana pembangunan perpustakaan ini memang
terdengar keren dan brilliant. Namun tidak ada salahnya jika mereka yang
mengusulkan rencana tersebut mau untuk memikirkan ulang berbagai alasan
pihak-pihak yang menetang dan mempertimbangkan kembali rencana ini.
Selain itu, terkait rencana pembangunan
perpustakaan ini juga terkesan mubazir karena tentu akan menelan biaya yang
tidak sedikit. Sementara masih banyak hal yang sebaiknya lebih diprioritaskan
dan dana dalam jumlah besar ini tentu bisa dialokasikan ke arah yang memang lebih
mendesak. Intinya, setiap keputusan yang diambil betul-betul membutuhkan
pertimbangan yang matang dengan memikirkan gejala apa yang akan timbul jika
mengambil keputusan tersebut.
Tentu kita semua berharap agar para wakil
rakyat bisa lebih bijak lagi dalam mengemban amanahnya. Memang bukan
tanggungjawab yang mudah sebagai aparatur pemerintahan namun kembali pada
sebuah pilihan. Bahwa mereka yang telah memilih untuk menerima jabatan sebagai
anggota DPR tentu harus bersedia menerima segala resikonya, termasuk
mempertanggungjawabkan setiap keputusan-keputusan penting yang akan berimbas
baik bagi masyarakat ataupun pemerintah.