Hujan memang slalu datang mendramatisir keadaan. Rintiknya serupa potongan-potongan kenangan yang jatuh satu per satu, menitik di dasar ingatan.
Bersama petrichor dan rindu, kembali kutemukan namamu dalam kata-kata yang berhamburan kehilangan makna.
Sepertinya kau tak lebih lagi dari sekedar sisa ingatan yang kian bergerak menjauh. Sebuah perasaan yang pelan-pelan berkemas sebelum akhirnya lenyap disapu waktu.
--Makassar yang (lagi-lagi) diguyur hujan sebelum subuh