Day 5
My favorite song
Lagu yang dibawakan oleh Letto ini menjadi bagian dari self healing-ku. Pada malam-malam insomnia yang dipenuhi air mata dan rasa frustrasi yang meremukkan, aku mendengar lagu ini. Kusimak baik-baik, kuresapi dan kutemukan setitik kelegaan yang ganjil.
Memang, kala itu aku sedang hancur-hancurnya, merasa jauh dari-Nya, kehilangan harapan hingga malu tuk mendekat, merasa tak pantas menjadi hamba, merasa sangat tidak berarti, tak tahu bagaimana cara kembali. Chaos.
Dan lagu ini pun menemaniku. Dengan liriknya yang bernas, mendatangkan kesadaran dari dasar hati yang sudah gulita.
"Yakinkah kuberdiri
Diamlah tanpa tepi
Bolehkah aku
Mendengarmu
Terkubur dalam emosi
Tanpa bisa bersembunyi
Aku dan nafasku
Merindukanmu...."
"Terpurukku di sini
Teraniaya sepi
Dan ku tahu pasti
Kau menemani
Dalam hidupku
Kesendirianku...."
Dalam sunyi yang getir, sebentuk kenangan hadir tanpa aba-aba. Di sana, kulihat masa lalu menyakitkan, kembali dan menamai diri sebagai rasa bersalah dan penyesalan.
Aku; seonggok ketidakberdayaan, mencoba menghadapi dunia dan segala asa yang merapuh. Terus mencari, hingga tak lagi kutemukan apa pun selain 99 nama-Mu, pemilik segala kehendak. Satu-satunya zat yang paling memahamiku, mengerti setiap kesendirian dan putus asa yang merayapi tubuhku.
Aku, hamba-Mu yang runtuh di hadapan segala emosi yang tak pernah bisa kusembunyikan dari-Mu, sang Maha mengetahui.
"Teringat kuteringat
Pada janjimu kuterikat
Hanya sekejap kuberdiri
Kulakukan sepenuh hati
Peduli kupeduli
Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tak ada arti
Jika kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati...."
Mengingat-Mu seketika menggigilkanku. Membuatku menangis sekaligus dipenuhi harapan. Masih ada cahaya-Mu yang akan menuntunku, menyelamatkan hidupku.
Tentang janji-janji-Mu, tentang kewajibanku; lima kali sehari memenuhi panggilan-Mu yang kadang tak tepat waktu. Kealpaan hatiku dari mengingat-Mu di antara segala kesibukanku adalah kesalahan, dosa yang semoga masih terampuni. Aku merawat yakin, kasih-Mu seluas samudera, tempat paling tepat tuk menyerahkan segala kesedihan.
"Inikah yang kau mau
Benarkah ini jalanmu
Hanyalah engkau yang kutuju...."
Tidak ada yang perlu kurisaukan, jika memang aku sedang menuju-Mu. Tidak dunia, tidak juga luka-luka masa lalu. Semua menjadi tidak berarti, tidak pantas tuk menghentikan langkahku.
"Pegang erat tanganku
Bimbing langkah kakiku
Aku hilang arah
Tanpa hadirmu
Dalam gelapnya
Malam hariku..."
Dalam gelap paling pekat atau di bawah hujan duka dan kehancuran pun; selama Kau masih satu-satunya sandaranku, aku percaya, hidupku akan baik-baik saja. Hari-hariku hanya berarti dan terselamatkan oleh Cahaya-Mu.
Karena Kau, satu-satunya tempat bergantung dalam segala keadaan.
-Takalar, 27 Agustus 2021