Friday, 27 August 2021

Sandaran Hati

Day 5

My favorite song


Lagu yang dibawakan oleh Letto ini menjadi bagian dari self healing-ku. Pada malam-malam insomnia yang dipenuhi air mata dan rasa frustrasi yang meremukkan, aku mendengar lagu ini. Kusimak baik-baik, kuresapi dan kutemukan setitik kelegaan yang ganjil.

Memang, kala itu aku sedang hancur-hancurnya, merasa jauh dari-Nya, kehilangan harapan hingga malu tuk mendekat, merasa tak pantas menjadi hamba, merasa sangat tidak berarti, tak tahu bagaimana cara kembali. Chaos.

Dan lagu ini pun menemaniku. Dengan liriknya yang bernas, mendatangkan kesadaran dari dasar hati yang sudah gulita.

"Yakinkah kuberdiri

Diamlah tanpa tepi

Bolehkah aku

Mendengarmu

Terkubur dalam emosi

Tanpa bisa bersembunyi

Aku dan nafasku

Merindukanmu...."

"Terpurukku di sini

Teraniaya sepi

Dan ku tahu pasti

Kau menemani

Dalam hidupku

Kesendirianku...."

Dalam sunyi yang getir, sebentuk kenangan hadir tanpa aba-aba. Di sana, kulihat masa lalu menyakitkan, kembali dan menamai diri sebagai rasa bersalah dan penyesalan.

Aku; seonggok ketidakberdayaan, mencoba menghadapi dunia dan segala asa yang merapuh. Terus mencari, hingga tak lagi kutemukan apa pun selain 99 nama-Mu, pemilik segala kehendak. Satu-satunya zat yang paling memahamiku, mengerti setiap kesendirian dan putus asa yang merayapi tubuhku.

Aku, hamba-Mu yang runtuh di hadapan segala emosi yang tak pernah bisa kusembunyikan dari-Mu, sang Maha mengetahui.

"Teringat kuteringat

Pada janjimu kuterikat

Hanya sekejap kuberdiri

Kulakukan sepenuh hati

Peduli kupeduli

Siang dan malam yang berganti

Sedihku ini tak ada arti

Jika kaulah sandaran hati

Kaulah sandaran hati...."

Mengingat-Mu seketika menggigilkanku. Membuatku menangis sekaligus dipenuhi harapan. Masih ada cahaya-Mu yang akan menuntunku, menyelamatkan hidupku. 

Tentang janji-janji-Mu, tentang kewajibanku; lima kali sehari memenuhi panggilan-Mu yang kadang tak tepat waktu. Kealpaan hatiku dari mengingat-Mu di antara segala kesibukanku adalah kesalahan, dosa yang semoga masih terampuni. Aku merawat yakin, kasih-Mu seluas samudera, tempat paling tepat tuk menyerahkan segala kesedihan. 

"Inikah yang kau mau

Benarkah ini jalanmu

Hanyalah engkau yang kutuju...."

Tidak ada yang perlu kurisaukan, jika memang aku sedang menuju-Mu. Tidak dunia, tidak juga luka-luka masa lalu. Semua menjadi tidak berarti, tidak pantas tuk menghentikan langkahku.

"Pegang erat tanganku

Bimbing langkah kakiku

Aku hilang arah

Tanpa hadirmu

Dalam gelapnya

Malam hariku..."

Dalam gelap paling pekat atau di bawah hujan duka dan kehancuran pun; selama Kau masih satu-satunya sandaranku, aku percaya, hidupku akan baik-baik saja. Hari-hariku hanya berarti dan terselamatkan oleh Cahaya-Mu. 

Karena Kau, satu-satunya tempat bergantung dalam segala keadaan.

-Takalar, 27 Agustus 2021