Judul Buku: Man's Search For Meaning
Penulis: Viktor E. Frankl
Penerjemah: Haris Priyatna
Penerbit: Noura Books
Tebal Buku: 233 halaman
Terbit: Cetakan ke-11, Agustus 2021
Format: Paperback
ISBN: 978-602-385-416-5
Menarik, menyentuh, dan mengispirasi; tiga kata inilah yang saya simpulkan selepas menamatkan Man's Search For Meaning.
Bagi saya pribadi, cerita tentang seorang tawanan dengan segala rupa penderitaannya adalah bacaan yang sangat menarik dan layak tuk disimak. Lewat bahasanya yang lugas, dr. Viktor menyuguhkan sisi kehidupan yang penuh siksaan dan tampak tidak lagi memiliki harapan. Dengan memakai kacamata penulis, kita akan dibuat tersentuh, seolah diajak melihat langsung bagaimana setiap episode kehidupan bisa menjadi sedemikian menyakitkan; waktu terus beranjak tak lebih dan kurang sebatas repetisi dari ketidakbahagiaan, keputusasaan, dan sederet kesedihan yang tak berkesudahan. Lembar demi lembar buku ini akan membawa kita pada bagian-bagian lain dari perjalanan takdir manusia yang mengusik kesadaran, dan mungkin juga akan membuat kita lebih memperhatikan hidup untuk mensyukurinya lebih dalam.
Bagaimana pun, buku ini berhasil mengulik penderitaan dengan beragam sudut pandang; kematian (yang kadang muncul lewat habisnya harapan), ketakutan manusia, perasaan menyerah, trauma, nilai-nilai spiritual, hingga penemuan makna di tengah keadaan tertekan dan dalam kubangan putus asa.
Buku ini tersusun dari beberapa bagian, namun secara garis besar membahas tentang logoterapi; bagaimana mekanisme kerjanya terhadap berbagai gangguan psikologi pasien dan tentu saja pengalaman pahit penulis ketika berada dalam kamp konsentrasi yang asyiknya dibahas dari aspek psikologi sesuai background dr. Viktor. Sebuah memoar yang tragis dan ngeri memang, namun sisi kemanusiaan yang ditonjolkan memberi pemahaman bahwa betapa kompleks alam jiwa manusia jika ditelaah lebih dalam. Pada akhirnya, seluruh pengalaman hidup yang dilalui akan membentuk karakter sekaligus menentukan bagaimana kita memandang kehidupan.
Dengan uraian yang cukup detail dan mudah dipahami (meskipun begitu banyak istilah asing dari ilmu psikologi atau bahasa medis), saya rasa apa yang ingin dikatakan penulis lewat pengalaman dan tentu saja penjelasan tentang makna hidupnya sudah tersampaikan dengan sangat baik.
Untuk catatan terakhir yang menjadi penutup buku ini, saya ingin mengatakan; Amazing! Memang layak menjadi buku best seller internasional karena sangat berpengaruh bagi ilmu psikologis manusia dan tentu saja sangat banyak yang sudah terinspirasi dari buku ini.
Berikut beberapa kutipan favorit dari buku ini;
"Humor merupakan senjata jiwa yang lain dalam upaya seseorang untuk bertahan hidup." (halaman 61)
"Kita perlu menghadapi seluruh penderitaan kita, dan berusaha menimalkan perasaan lemah dan takut. Namun, kita tidak perlu malu untuk menangis, karena air mata merupakan saksi dari keberanian manusia yang paling besar, yakni keberanian untuk hidup. (halaman 116)
"Manusia bisa melestarikan sisa-sisa kebebasan spiritual. Kebebasan berpikir mereka. Meskipun mereka berada dalam kondisi mental dan fisik yang sangat tertekan." (halaman 80)
Usai membaca buku ini saya tersadar; betapa mengagumkan takdir sebuah karya yang pada satu titik bisa menjadi panduan dalam pencarian makna hidup seseorang, (termasuk saya) dan penulis betul-betul beruntung, hingga mati pun orang-orang masih bisa membaca kisahnya, mencoba memahami dan mengambil banyak pelajaran.