Aku
selalu mencintai hujan seperti halnya mencintai banyak hal yang ditawarkan
semesta. Entah itu berupa semilir angin di sore hari, senja-senja yang megah
ataupun matahari yang tak pernah alfa menjemput pagi. Untuk setiap kenyamanan
yang jatuh bersama tiap tetesnya, maka menulis tentang hujan, aku menolak
bosan.
Suatu
sore yang melankolis saat aku tengah asik memandang hujan disalah satu sudut
kampus. Karena mencintai hujan, maka hadirnya kuanggap sebagai euforia setelah
rutinitas kuliah yang melelahkan. Seperti itu yang kurasakan tapi tidak
demikian dengan beberapa orang disekitarku. Diantara mereka ada yang hanya
terdiam dengan ekspresi tidak begitu senang melihat hujan. Ada juga yang justru
sibuk mengoceh, merutuki hujan yang tiba-tiba turun sembari berharap, hujan segera reda. Hmm… Karena setiap orang
bisa melihat hujan yang sama namun tidak dengan perasaan yang sama.
Untuk
orang-orang yang tidak suka kehadirannya, kurasa itu wajar saja. Sebab hujan
akan menjadi hal yang kurang baik saat ia turun di saat yang tidak tepat-ketika
banyak orang yang segera ingin pulang
namun hujan menahan langkah mereka. Seperti apapun situasinya, menurutku itu
tergantung bagaimana seseorang mau menyikapi ataupun semudah apa ia bisa berdamai dengan kehendak
alam yang manusia tidak punya kuasa untuk menghentikannya. Kadang manusia
memang tidak bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas termasuk
perihal hujan.
Bagiku,
mau pagi, siang ataupun malam aku selalu suka hujan. Entah dalam perjalanan
atau hanya berdiam diri dikamar aku tetap saja menyukai dan menikmatinya.
Singkatnya, bagaimanpun kondisinya aku selalu senang saat hujan turun meski
beberapa kali aku tak luput mengeluhkan kehadirannya. Seperti di suatu malam
saat hujan turun, dengan senang hati aku menerobosnya.
Tak
peduli dengan tiap tetesnya yang dingin membuat badan menggigil, juga tak
menutup kemungkinan bisa menyebabkan flu ataupun demam. Dan terakhir, aku juga
tak peduli atau lebih tepatnya aku lupa bahwa tasku yang hanya berbahan kain
tak anti air tentu saja
akan basah oleh hujan yang begitu deras. Mungkin iyaa, aku terlalu mencintainya
hingga melupakan fakta bahwa hujan sudah membuat salah satu buku dan novel
kesayanganku ikut ber basah kuyup bersama tas juga pakaian yang kukenakan.
*tears*
Terlepas
dari moment yang cukup menyedihkan itu, hujan tetaplah hujan. Selalu berkesan dan bermakna. Tiap kali
mengenang hujan-hujan di masa lalu aku selalu tersenyum, merasa bahagia juga
bersyukur atas hujan-hujan yang sudah berlalu dengan banyak hal yang selamanya
takkan pernah terlupakan.
Disini,
sebuah kota yang penuh kenangan, aku akan bercerita. Tentang tempat-tempat yang
selalu ingin kupijaki bersama beberapa peristiwa, juga kenangan yang
menyertainya. Tentang seseorang, dan tentu saja tentang hujan.
#One
Day One Post-Minggu ke 2