Finally, tahun ini aku berhasil menerbitkan buku pertama; setelah sekian lama yang penuh drama, niat dan tekad maju-mundur, penuh ragu beserta ketidakpercayaan diri yang jatuh. Ternyata memang betul, membaca buku itu mudah, yang susah adalah menulis buku.
Anak pertama yang kunamai '23 Rewind' ini penuh cacat dan masih butuh perbaikan yang serius, (maklum, dilahirkan terpaksa) namun kehadirannya cukup membuatku terharu karena prosesnya betul-betul memuakkan. Dan entah mengapa, aku ingin berbagi beberapa hal yang mewarnai perjalanannya.
Berikut beberapa fakta di balik 23 Rewind;
1. Pertama kali dimulai akhir 2019, kemudian selesai tahun 2020 (sempat berhenti total karena laptop rusak dan harus ada penyusunan ulang hingga naskah terbengkala sekian lama) lalu tahun ini, tepatnya di bulan kelahiranku: Agustus, akhirnya diterbitkan juga.
2. Terbit edisi terbatas. Untuk memenuhi syarat penerbit harus cetak sekian eksemplar, tidak ada PO, promosi, dst. Sebenarnya, rencana awal buku ini memang dibuat dan hanya akan rilis dalam format e-book lalu dibagikan cuma-cuma, (efek corona waktu itu banyak yang bagi-bagi ebook gratis) namun akhirnya diterbitkan versi cetaknya yang sangat terbatas demi memenuhi keinginan beberapa orang yang sangat ingin membaca versi bukunya (beberapa eks pun dijadikan hadiah kepada beberapa kawan dekat).
3. Ditulis, editing, layout, dan desain sampul oleh aku sendiri. Tidak ada istilah 'masuk meja redaksi'. (Fyi, sampul dibuat memakai Canva) Maafkan penulis yang tidak punya skill mendesain tapi ngotot bikin sampul yang betul-betul sesuai selera; sederhana dan seminimalis mungkin.
Kiriman foto dari kakak ipar yang sudah membaca Rewind. |
4. Sebagian tulisan sudah pernah dipublikasikan di blog/tumblr. Ada empat bagian; tulisan pendek yang lebih mirip diari mungkin, kumpulan prosa, beberapa pengalaman yang berkesan (ada di bagian dua; tulisan di sini bisa dibilang 'yang paling menguras perasaan' (setiap kata yang kutulis mengandung air mata bahagia atau sekadar terharu), dan catatan-catatan acak yang sulit dikategorikan jenisnya (bagian terakhir yang mungkin dengan cukup jelas memperlihatkan bagaimana tulisanku mengalami semacam perubahan tergantung beberapa fase yang pernah atau sedang kulalui; masa galau, baper, krisis, hingga menjadi bebas dan lepas dari bentuk/ciri khas yang sebelumnya sempat tercermin pada tulisan lama). Kadang, di beberapa tulisan ada perasan seperti orang lain yang menulis.
5. Judul Rewind sebenarnya terinspirasi dari obrolan random di radio sedangkan dua puluh tiga mempunyai beberapa makna khusus bagi penulis; adalah usia ketika memulai buku ini, adalah tanggal yang selalu mengingatkan penulis dengan kenangan khusus, 'dua puluh tiga' … mengandung rahasia yang tidak perlu dibagi (ini alasan sentimen saja), alasan sebenarnya mengapa judulnya 23 Rewind sudah dijelaskan di prakata.
6. Bagian tersulit dari buku ini adalah menulis biodata dan prakata. Keduanya sempat diubah berkali-kali (hapus-tulis-hapus-tulis; repeat).
7. Masih ada niat untuk merevisi kembali lalu menerbitkannya sungguh-sungguh karena beberapa orang ingin memiliki buku ini (versi cetaknya tentu saja). Tapi, kapan waktunya, entahlah ... sekarang aku sedang mencoba menulis buku yang lain.
Terakhir, mau bilang terima kasih kepada beberapa orang yang sudah bersedia menjadi pembaca pertama, pemberi kritik/saran dan masukan yang juga mendukung kelahiran buku ini; adek Mima' yang katanya sempat menangis membaca satu tulisanku, my beloved sister yang sempat kontra dengan satu hal dari cara menulisku, adek Icong yang tidak malu-malu mengakui kesalahan ketikan dan Mayni; editor bayangan yang selalu kurepotkan dengan pertanyaan seputar kata baku ataupun PUEBI. Sungguh, banyak banyak terima kasih untuk kalian atas waktu berharga yang habis karena membaca bukuku.