Friday 3 August 2018

Baik-baik Saja





Nyatanya orang-orang memang cenderung melepaskan diri dari sekitarmu, tepat di saat-saat terburukmu. Dan kau tak kuasa walau sekedar mengatakan “jangan pergi!".

Sepenuhnya kau menolak jika sebenarnya kau sedang sangat membutuhkan seseorang. Bagimu, kau hanya perlu berusaha agar tetap terlihat baik-baik saja meski kau tahu betul jika terpaksa adalah salah satu dari sekian banyak hal yang akan sangat sulit kau upayakan.

Terpaksa kau membuat dirimu terlihat tenang dan biasa saja, melakukan hal-hal baik hanya untuk menutup fakta yang sebenarnya. Sungguh, kau memang sedang tidak baik-baik saja.

Di titik itu kau pun tersadar. Bahwa menipu mata manusia tak lantas membuatmu pandai berbohong pada dirimu sendiri. Hatimu selalu jujur. Mungkin kau memang sanggup mempertahankan perasaan tak butuh seseorang namun bagaimana kau akan mampu menyangkal, jika Zat Maha sempurna selalu ada untukmu. Ia yang lebih dekat dari urat nadi.

Seluruh dari dirmu, hati, penglihatan, pendengaran, perasaan hingga sel-sel terkecil yang membentukmu adalah ciptaan-Nya. Lantas, adakah yang lebih layak menjadi tempat tuk mengadukan segala hal yang tengah memberatkan perasaanmu, selain kepada-Nya?

Menangislah, tumpahkan seluruh resahmu. Ia sebenar-benar Maha pendengar di saat seluruh makhluk-Nya memilih tuli dari rintih pedih batinmu. Tanpa suara pun Ia tahu, tentang hatimu yang koyak menahan seluruh pedih yang bersarang di dada. Tak kau katakan pun, Ia sepenuhnya memahami, betapa dirimu takkan pernah punya kekuatan selain oleh kesanggupan yang dititipkan padamu.

Kembalilah. Percayakan pada-Nya. Semuanya akan kembali baik-baik saja, tanpa kepura-puraan.

—Makassar, dini hari 00:39