Sunday 31 March 2019

Seberapa Penting Sebuah Apresiasi Terhadap Tulisan?



Seberapa penting sebuah apresiasi bagi penulis atau seseorang yang hanya sekadar suka menulis tapi tidak berniat menjadi penulis? Mungkin ada yang merasa sangat penting atau malah tidak sama sekali. Nah, bagaimana dengan saya, seseorang yang bahkan belum berani menulis sebuah buku?


Setelah membaca ini saya bertekad minimal sekali sebulan harus menulis status di facebook. Tidak perlu panjang, asal nulis aja.

Dulu, saya menganggap bahwa apresiasi seseorang terhadap tulisan saya tidak akan memberi pengaruh apa-apa, apalagi dengan prinsip menulis saya yang waktu itu terasa sangat egois: saya menulis karena saya suka, karena saya merasa sangat lega setiap kali berhasil menumpahkan unek-unek lewat tulisan, bodoh amat apa kata orang, saya menulis hanya untuk saya sendiri. Demikian, pikiran saya hanya sampai di situ.

Dapat dm begini jadi terharu. Saya bahkan tidak pernah bertemu tapi mereka membaca tulisan saya. Terimakasih!


Karena memegang prinsip tersebut saya pun menulis suka-suka saya, tanpa memedulikan hal-hal di luar pemikiran tersebut. Belakangan saya tersadar, menulis seharusnya tidak memiliki prinsip atau alasan sesempit itu sebab bagaimana pun, menulis adalah kata kerja, sebuah perbuatan yang tentu kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Untuk saya yang selalu tidak pd dengan tulisan sendiri, kata-kata ini menenangkan sekali :)

Setelah sampai di titik itu saya sempat tidak menulis apa-apa dalam waktu cukup lama. Saya membaca kembali tumpukan tulisan lama yang membuat perasaan saya campur aduk; senang karena sejauh ini menulis masih menjadi solusi untuk membuat perasaan saya baik-baik saja, sedih karena tulisan saya kadang memang menyedihkan sekali; isinya hanya keluhan dan kata-kata yang sangat berantakan, lalu ada juga perasaan cemas dan takut jika memikirkan bagaimana pertaggungjawabannya nanti, di hadapan-Nya? Saya merasa bersalah sebab kadang terlalu memprioritaskan menulis hingga mengabaikan atau menunda hal-hal yang tidak kalah penting lainnya.

Karena menulis akan membuka perkenalan baru. Saya jadi punya banyak teman pena dari tumblr dan Ig meskipun tulisan saya masih begitu-begitu saja, hehe


Saya ingin berhenti menulis atau tidak perlu menulis sesuatu untuk dibaca orang lain. Beberapa waktu lalu saya menarik kesimpulan itu hingga akhirnya blog ini tidak memposting apa-apa nyaris tiga bulan penuh. Saya malah kembali di prinsip awal bahwa menulis sepenuhnya untuk diri saya sendiri sehingga tiga bulan pertama tahun ini saya banyak menulis hanya untuk sebuah blog mini yang alamatnya belum diketahui orang-orang. Di sana saya mengoceh, menulis bebas, menulis semua yang ingin saya tulis tanpa mengkhawatirkan apa-apa sebab tidak akan ada yang membacanya.

Alhamdulillah jika tulisan saya pun ternyata bisa menjadi inspirasi. Sekali lagi terimakasih!


Tidak lama kemudian saya mendapat DM dari seseorang yang tidak saya kenal. Lumayan panjang dan cukup untuk mengembalikan kesadaran saya bahwa seharusnya saya tetap menulis, bukan hanya untuk saya sendiri tapi juga untuk mereka yang senang membaca tulisan-tulisan saya. Terimakasih membuat saya sadar hingga akhirnya merasa perlu mengisi kembali blog ini.

Finally... saya pun mengisi kekosongan blog ini. Betul-betul tersadarkan kembali:')

Ternyata sebuah apresiasi akan memberikan energi positif yang memotivasi, bahkan menjadi alasan kuat untuk tidak berhenti menulis. Bahwa apresiasi bisa menjadi sangat penting juga pada akhirnya.

Terimakasih, teman tumblr yang selalu menjadi penyemangat.


Terimakasih untuk siapa saja yang membaca tulisan saya selama ini (yang tidak mungkin respon baiknya saya screenshoot satu per satu), terimakasih sudah mensupport sejauh ini, menjadi motivasi dan alasan saya untuk terus menulis. Dan untuk seseorang yang masih menunggu saya menulis buku, sabar yaa, akan ada saatnya;)