Sunday, 20 November 2022

Teruntuk Diri Sendiri


Dear Aira ....

Seringkali kenyataan tak semewah yang kauharapkan, tapi semoga saja itu tidak sampai melumpuhkan kesabaranmu, membuatmu tenggelam dalam kesedihan yang menghapus senyuman.

Manusia memang tak bisa memesan takdir sesuai keinginannya, namun hati yang ia miliki diberi kemampuan hebat untuk menerima setiap baik-buruk kehendak-Nya. Kau tahu, hati adalah pemberian Tuhan paling berharga. Di sana diletakkan-Nya kesempatan agar kau selalu bisa membenahi hidupmu. Tuhan akan mencintai dan menilaimu dari bagaimana hatimu. Karena itu, kau harus memiliki hati yang cantik. Hati paling laut, yang luas kesabarannya tak berbatas. Hati yang tetap akan baik-baik saja meski pernah dilukai berkali-kali, ditumpahi berkubik-kubik kecewa, dihunjami derita, hingga sebanyak apa pun perasaan duka takkan sampai mematahkannya. 
Jangan berhenti mendidik hatimu agar menjadi hati yang akan menyelamatkan dunia dan akhiratmu.

Raa, bersyukurlah sebab di antara begitu banyak hal yang berkali-kali kau keluhkan, kau masih memiliki begitu banyak alasan untuk tetap tersenyum. Coba tegakkan kepalamu lalu katakan “Aku adalah perempuan yang beruntung.” Sering kau merasa buruk sebab kau masih kurang bersyukur. Padahal, nikmat-Nya tiada mampu kau hitung jumlahnya.

Sebab kau tak pernah betul-betul kekurangan jika syukurmu terisi penuh. Kau perlu merawat keyakinan, bahwa Tuhan maha kaya dan akan selalu mencukupkanmu. Ia selalu memberikan apa yang kau butuhkan dan seringkali yang kau inginkan pun terpenuhi cuma-cuma. Bersyukurlah untuk begitu banyak hal hingga kau tak layak menuding diri sebagai seseorang yang terlalu menderita lantas merasa pantas merutuki takdir, mengeluhkan segala kesusahan hidup. Bagaimana pun kehidupan yang kau jalani kini, semuanya melatihmu untuk terus bersyukur.

Beryukurlah. Kau memiliki teman yang selalu mengingatkanmu dalam kebaikan. Bersyukurlah, kau diberi mama yang doanya tak putus-putus. Yang nasihatnya selalu menguatkanmu. Bersyukurlah, kau masih sehat, anggota tubuhmu masih berfungsi dengan baik. Bersyukurlah, kau dimudahkan bangun cepat di saat masih banyak orang yang kesulitan walau sekadar menunaikan subuh tepat waktu. See, Allah sayang kamu, Raa.

Tetaplah melangkah di jalan-jalan kebaikan hingga waktu memutus hubunganmu dengan dunia yang fana. Dunia yang penuh fitnah ini. Berdoalah agar diberi akhir yang baik, dengan hati dan juga raga yang ketika menghadap-Nya dalam ketaatan.

—Makassar, pagi buta. Memupuk syukur tanpa tapi