Tuesday 5 June 2018

10 Terakhir Ramadan



Ibnul Jauzy rahimahullah berkata: 
 ‏الليالي والأيام الفاضلة لا يصلح للمريد أن يغفل عنهنّ، لأنه إذا غفل التاجر عن موسم الربح فمتى يربح.  
“Malam-malam dan hari-hari yang memiliki keutamaan yang tidak pantas bagi orang yang ingin meraih keutamaan untuk melalaikannya.”  
10 Hari terakhir ramadan, momentum paling sakral. Detik-detik yang amat berharga. Di dalamnya terdapat waktu yang sangat istimewa. “Malam seribu bulan” demikian sabda-Nya dalam kalam mulia. 
Lantas, tidak tergiurkah kita memberikan ibadah terbaik pada malam-malam terakhir bulan mulia ini? Jika satu malam berharga ini hanya ada sekali di antara ribuan hari, masihkah kita akan melewatkannya begitu saja? Tak ada jaminan jika tahun depan kita masih berjumpa bulan yang penuh berkah ini. Menjadi kandidat peraih malam lailatul qadar adalah seluas-luas kesempatan meraih ampunan-Nya, juga saat terbaik tuk melangitkan ragam permohonan di detik-detik waktu mustajabnya doa. Jangan sampai kita menyia-nyiakannya sebab ada begitu banyak penghuni kubur yang amat merindukan ramadan.
Meski begitu banyak manusia yang telah melafalkan dua syahadat, nyatanya tetap saja ada yang tak mampu memanfaatkan 10 terakhir ramadhan sebaik mungkin. Malah mungkin melewatkannya dengan biasa-biasa saja seperti hari-hari lainnya. Tak sadar akan makna yang terkandung dalam bulan mulia ini.
Kala pintu ampunan dibuka seluas-luasnya, para malaikat berbondong-bondong turun ke bumi, membuat malam seribu bulan dilimpahi berkah. Sungguh malam yang penuh kedamaian bagi hamba yang tenggelam dalam ketaatan. Larut pada ibadah-ibadah terbaik, menyembah dengan penuh pengharapan. Semoga kita termasuk di antara mereka yang tidak melalaikan keutamaan-keutamaan di 10 malam terakhir ramadan.
Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah ber’itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda, ‘Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. (HR Bukhari dan HR Muslim)
--Makassar, 20 Ramadan