Monday 26 March 2018

Satu Tahun Kepergian Kakak



Hanya hitungan jam, kelahiran berganti dengan kematian. Setipis itu jarak antara kehilangan dan keberadaan seseorang.
--

Aku masih mengingat semuanya. Sangat jelas, hingga ke detail hari itu, 26 Maret 2017.

Malam kiat larut saat kak Fira datang membawa kabar paling menyedihkan itu. Ketukan pintu kamar diiringi tangisnya yang memilukan sontak membangunkanku. Dengan suara bergetar juga ucapan yang terbata-bata ia mengatakannya. Seketika dada terasa begitu sesak. Betapa luka mendengar kabar duka itu.

Dan tangis pun merajai malam itu. Hujan tiba-tiba turun seolah ingin bersaing dengan derasnya tangisan kami.
~

Sebelum subuh kami pun berangkat. Pulang ke Maros, menyaksikan jasadmu yang terbaring kaku, pucat tanpa helaan nafas yang menjadi tanda bahwa memang, tak ada lagi kehidupan di sana.

Duniaku tiba-tiba begitu riuh. Ramai yang penuh hanya diisi suara tangisan. Kulihat mama terduduk di sampingmu seperti tak rela melewatkan detik-detik terakhir bersamamu. Perempuan tegar itu pun sesenggukan. Menangis begitu dalam. Kabar bahagia selepas kau melahirkan si bungsu seolah lenyap, tertelan dihabisi kesedihan.

Hari itu, kau tak melihat matahari lagi. Kau pergi bersama seluruh kisah yang kini hanya tinggal dalam ingatan kami.

--Minggu kelabu, kami diselimuti duka. Kakak sulung pergi, meninggalkan kami semua.