Sunday 29 April 2018

Lagi-lagi Tentang Waktu



Belakangan ini, tepatnya di 10 april terakhir aku merasa smakin kesulitan me-manage waktu. Aktivitas sehari-hari lebih sering berjalan tak terorganisir dan tidak sesuai seperti yang sudah kujadwalkan. Kertas warna warni berisi selfreminder, kata-kata penyemangat ataupun daftar panjang my big goals memenuhi dinding malah lebih sering kuabaikan. Prioritas harian justru seperti tugas kuliah dikejar deadline. Belum lagi di jam-jam tertentu aku malah larut dengan hal-hal remeh tak terlalu penting; lalai akan detik-detik yang teramat berharga.

Dalam kondisi seperti ini kadang aku malah merutuk diri sendiri. Atas setumpuk rencana yang belum sanggup terlaksana. Tentang target-target yang kian mendekati tenggang waktu atau parahnya malah terbengkala sekian lama. Memang, april ini aku sedikit kacau dibanding bulan-bulan sebelumnya. And then, aku mulai resah tiap melihat angka-angka di kelender yang tiba-tiba saja nampak sperti timer bom yang menunggu jadwal untuk meledak.

Ketakutan terasa menyergap; bagaimana jika di detik yang dalam kesia-siaan itu, Sang maha rahasia malah bertamu. Siapa yang tahu? Perihal ia yang pasti dalam ketidakpastian waktu.  

Pada akhirnya aku memutuskan tuk lebih tegas dalam menyeleksi kesibukan-kesibukan mulai dari yang sangat penting, sedikit penting hingga yang sama sekali tidak penting. Kadang memang, kita harus tega-tegaan dengan diri sendiri. Mengurangi banyak kesenangan yang tanpa sadar, ternyata memakan begitu banyak waktu. Sulit namun dengan tekad baja pelan-pelan pasti akan terasa ringan.

Tak ada lagi chat-chat tidak penting hingga larut malam. Bacaan Webtoonku pun berkurang drastis. Menonton drama korea bahkan sudah kupensiunkan hingga beberapa hal lain yang hanya bersifat hiburanpun semakin berkurang jatah waktunya. Ya, kita memang slalu butuh hiburan namun untuk sekedar; bersenang-senang seharusnya menjadi bagian yang memiliki porsi waktu paling sedikit. 

Sederhana saja: waktu kita teramat sedikit sedang kewajiban-kewajiban terlalu banyak.  

--Makassar, di suatu sore dengan keresahan-keresahan yang mulai reda