Monday 26 February 2018

Dear Annisa



Annisa istiqamah nama lengkapnya. Salah satu perempuan paling berkesan yang sempat menghabiskan ratusan hari bersamaku. 

Menulisnya membuat banyak kenangan mulai bermain di kepalaku. Tentang begitu banyak cerita yang sempat terangkai bersamanya. Ah, kehidupan beberapa tahun lalu betul-betul mengundang rindu yang panjang. Dulu kami tidak hanya sekedar satu sekolah tapi juga memiliki banyak kesamaan yang membuat keakraban itu masih kental hingga kini, saat masing-masing kami terpisah sekat bernama jarak.

Annisa; kukenal sebagai teman sekamar, teman sekelas, teman muraja'ah, teman bercerita, teman main hujan, teman jalan-jalan, teman dengan begitu banyak definisi. Untuk menuliskannya rasanya akan begitu panjang. "Lebay yaa ?" Iya, tak apa, seperti ia yang paling sering melabeliku dengan kata itu

Annisa; perempuan berkacamata. Paling rajin mempertanyakan banyak hal yang biasa membuatku malas menanggapinya. Kadang-kadang ia menyebalkan, tapi aku sangat suka kepeduliannya pada hal-hal kecil yang dilewatkan banyak orang. Ia yang selalu terlihat cemas saat moodku sedang tidak stabil sekaligus orang pertama yang akan menangkap sinyal sedang tidak baik-baik saja hanya dengan membaca ekspresiku. Apakah aku mudah ditebak? Entahlah.. Yang jelas ia slalu sibuk bertanya "kamu kenapa?" Dengan ekspresi khawatir yang menurutku terlalu berlebihan.

Annisa: teman yang seringkali membuatku tertawa dengan tingkahnya yang kadang aneh menjurus gila. Ia yang slalu terlihat serius saat tengah melahap sebuah buku dengan satu tangan asik mengunyah coklat. Entah ia lebih menikmati yang mana, buku atau coklat. Atau memang keduanya memang setara, sama-sama mencuri perhatianya. Ia unik. Dan kadang sangat lebai menanggapi hal yang menurutku sederhana saja.

Annisa: pemilik cekikitan khas setiap kali mengajakku mencoba hal baru. Ia yang punya semangat menggebu-gebu yang kadang sangat membuatku iri. Ia gadis ceria, cerdas, meski seringkali memasang tampang bodoh yang sok tidak tahu apa-apa.

Annisa: seorang pendengar yang baik. Ia yang selalu semangat mengejar mimpi. Sahabat yang tengah berjuang sebagai calon dokter, mimpi yang penuh semangat diperjuangakannya.

--Makassar, sebelum terpejam.