Annisa istiqamah nama lengkapnya. Salah satu perempuan
paling berkesan yang sempat menghabiskan ratusan hari bersamaku.
Menulisnya
membuat banyak kenangan mulai bermain di kepalaku. Tentang begitu banyak cerita
yang sempat terangkai bersamanya. Ah, kehidupan beberapa tahun lalu
betul-betul mengundang rindu yang panjang. Dulu kami tidak hanya sekedar satu
sekolah tapi juga memiliki banyak kesamaan yang membuat keakraban itu masih
kental hingga kini, saat masing-masing kami terpisah sekat bernama jarak.
Annisa; kukenal sebagai teman sekamar, teman sekelas, teman muraja'ah, teman bercerita, teman main hujan, teman jalan-jalan, teman dengan begitu banyak definisi. Untuk menuliskannya rasanya akan begitu panjang. "Lebay yaa ?" Iya, tak apa, seperti ia yang paling sering melabeliku dengan kata itu
Annisa; perempuan berkacamata. Paling rajin mempertanyakan
banyak hal yang biasa membuatku malas menanggapinya. Kadang-kadang ia menyebalkan,
tapi aku sangat suka kepeduliannya pada hal-hal kecil yang dilewatkan
banyak orang. Ia yang selalu terlihat cemas saat moodku sedang tidak stabil
sekaligus orang pertama yang akan menangkap sinyal sedang tidak baik-baik saja
hanya dengan membaca ekspresiku. Apakah aku mudah ditebak? Entahlah.. Yang
jelas ia slalu sibuk bertanya "kamu
kenapa?" Dengan ekspresi khawatir yang menurutku terlalu
berlebihan.
Annisa: teman yang seringkali membuatku tertawa dengan
tingkahnya yang kadang aneh menjurus gila. Ia yang slalu terlihat serius saat
tengah melahap sebuah buku dengan satu tangan asik mengunyah coklat. Entah ia
lebih menikmati yang mana, buku atau coklat. Atau memang keduanya memang
setara, sama-sama mencuri perhatianya. Ia unik. Dan kadang sangat lebai
menanggapi hal yang menurutku sederhana saja.
Annisa: pemilik cekikitan khas setiap kali mengajakku
mencoba hal baru. Ia yang punya semangat menggebu-gebu yang kadang sangat
membuatku iri. Ia gadis ceria, cerdas, meski seringkali memasang tampang bodoh
yang sok tidak tahu apa-apa.
Annisa: seorang pendengar yang baik. Ia yang selalu semangat
mengejar mimpi. Sahabat yang tengah berjuang sebagai calon dokter, mimpi yang penuh semangat diperjuangakannya.
--Makassar, sebelum terpejam.