Friday 23 February 2018

Setumpuk Kisah


 
Berawal dari bait lagu yang tengah mengudara di langit kamar, ingatan itu bertamu.

Tentang setumpuk kisah yang seketika membuat kenangan melesat cepat. Detik seolah melemparku ke masa lalu.

Kala itu, duniaku belum berkenalan dengan kata rumit. Hari-hari berkesan terlewati dalam hangat keluarga yang masih utuh. Bersama mama dan juga bapak yang seringkali pergi meninggalkan kami, membuatku terlalu dini tuk memahami arti keberadaan.

Tiba-tiba rindu memeras air mata. Ah, betapa sulit manusia melepas apa-apa yang pernah terlanjur menyentuh hati. Persis seperti beberapa kenangan yang masih melekat meski satu dua tiga kisah mulai terhapus bersama waktu. Kepala memang tidak didesain tuk mengingat segala hal.

Aku menulis agar aku tetap mengingat, salah satunya bahwa hidup memang butuh keseimbangan. Ada bahagia tentu karena kita merasakan kesedihan. Dan juga, kita akan paham kehilangan selepas ditinggal pergi oleh sesuatu yang kita anggap berharga. Sesederhana itu.

Bahwa setumpuk kisah di halaman masa lalu adalah sebuah pelajaran, tentang bagaimana menyelesaikan sesuatu dengan kesabaran dan penerimaan yang tabah.

--Maros, kala menyendiri menjadi hal yang sukar