Saturday 12 May 2018

Mei dan MIWF


source; Ig kak Iid :)

Tepat seminggu setelah berakhirnya MIWF (Makassar International Writers Festival) yang merupakan perayaan literasi terbesar di Indonesia Timur. Acara yang diadakan selama empat hari ini menyisakan pengalaman tak terlupakan bagi siapapun yang ikut serta merasakan euforianya. Maklum, festival yang berlangsung di benteng Rotterdam ini hanya ada sekali setahun tiap bulan mei.

Meski hanya hadir sekali di hari kedua aku tetap merasa sangat bahagia sebab MIWF memberikan kesan luar biasa yang membuatku membulatkan tekad agar bisa kembali hadir di MIWF selanjutnya, tentu jika masih diberi umur hingga tahun depan.

Acara ini menyuguhkan lautan ilmu dengan menghadirkan orang-orang hebat yang menjadi pengisi panel-panel diskusi ataupun agenda-agenda menarik lainnya. Seluruhnya betul-betul sukses menghidupkan atmosfer literasi, membuat MIWF seperti memiliki magnet yang mampu menarik hati para penikmatnya.

Hanya setengah hari aku berada di sana namun detik-detik terasa merangkak lebih cepat dari biasanya sebab suasana yang menyenangkan seperti menenggelamkanku dalam kebahagiaan yang entah harus kubahasakan bagaimana, Alhamdullillah.. Salah satu nikmat-Nya diberi kesempatan menjadi bagian dari kemeriahan MIWF tahun ini.

Sebuah keberuntungan bisa bertemu dengan beberapa penulis yang selama ini hanya kukenal lewat tulisan-tulisannya di buku ataupun di dunia maya. Di cup of poetry aku melihat dan mendengarkan langsung Boy Candra membacakan puisinya, lalu di malam harinya aku menyaksikan Fiersa Besari membacakan potongan narasi dalam salah satu karyanya. Dan yang tak kalah mengesankan adalah mendengarkan pembacaan pidato kebudayaan yang dibawakan oleh Najwa Shihab lalu dilanjutkan dengan pertunjukan teater Cut Nyak Dien. Luar biasa, malam itu aku pulang dengan senyum mengembang dan perasaan senang bukan main.


--Mengenang MIWF