Monday 28 May 2018

Introspeksi Ramadan




"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan dengan keimanan dan niat yang baik, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari)

Sepuluh hari ramadan berlalu, beberapa pertanyaan mulai mendesak tuk direnungkan dalam-dalam. Apa kabar ibadahku? Sudah maksimal kah? Ah, rasanya belum cukup maksimal. Di sepertiga malamku masih kurang dengan sujud-sujud dan doa-doa panjang. Tilawahku tidak sebanyak di awal ramadan, bahkan lajunya kian melambat. Dzikir pagi dan petang kadang tidak utuh juga jumlah rakaat salat dhuha yang masih begitu-begitu saja. Ibadah-ibadah lain pun rasanya masih sangat jauh dari kata efektif. Sungguh, betapa banyak waktu berlalu namun  aku masih penuh dengan penundaan hingga prioritas harian sering tak berjalan sesuai harapan. Seketika aku merasa ditikam oleh penyesalan akan detik-detik yang kubiarkan berlalu dalam kelalaian. 

Adakah ramadan selanjutnya masih kujumpai? Sebuah pertanyaan misterius untuk menjadi bahan evaluasi. Tentang ramadan dan kesempatan-kesempatan ibadah yang terlewatkan. Padahal, sungguh Tuhan Maha Adil. Setiap kita diberi jatah 24 jam sehari. Tak siapapun diberi kurang atau lebih dari itu. Setiap hari kita bercengkerama dalam pusaran waktu yang sama, namun tak satupun yang menghabiskannya dengan sesuatu yang betul-betul sama persis. Ada yang sibuk berkutat dengan aktivitas yang orientasi duniawinya lebih mendominasi, sementara adapula yang lebih sibuk untuk urusan akhiratnya. Lalu, termasuk yang manakah kita (aku)? Cukup tanyakan dalam hati dan jawab dengan nurani, tentunya setelah mengintropeksi diri baik-baik. 

Sebelum ramadan melambaikan tangan dan kita hanya bisa meratapi banyaknya kesempatan beribadah yang terlewat, maka mari kita menginstrospeksi diri dan mulai tenggelam dalam ketaatan dan penghayatan; tentang episode-episode kehidupan yang entah kapan menemui akhirnya. Bisa jadi esok, atau beberapa jam bahkan menit dan detik kedepan maut malah tetiba bertamu. Siapa yang tahu perihal kedatangan ajal? Tak sesiapa pun. Maka tugas kita adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin sebab Allah masih membuka pintu ampunan sebelum kematian lebih dulu menjemput.

--Makassar, 12 Ramadan