Tuesday 19 September 2017

Kau; Ujian Hidup


Nyatanya, kau masih saja setia bertahta di selasar harapku. Sebagai sosok yang kukagumi dalam harap yang masih abu-abu.

Tentang sekumpulan ketidakpastian yang masih saja merantai inginku, juga perihal masa depan yang begitu lancang kuimpian-bersamamu.

Ketahuilah, meski dengan hati yang berantakan aku tetap memilih untuk mengubur tiap harapan yang dulu slalu kupelihara dalam doaku.

Sebab aku sungguh-sungguh ingin menghapus namamu dari sesuatu yang pernah begitu istimewa. Namun, tak kusangka akan sesukar ini.

Kau tak tahu betapa sulit menganggapmu sama seperti orang lain. Sedang kau? terlihat baik-baik saja. Bagaimana bisa kau begitu lihai melakoni pura-pura yang begitu nyata seperti itu?

Tak bisakah kau menolongku?

Ajari aku menatap matamu dengan degup jantung yang normal. Ajari aku agar di dekatmu bisa terasa biasa saja.

Tapi kata orang, bukan cinta jika tak seperti itu.

Entahlah…

Antara ingin bersitatap juga tidak. Sebab berada segaris dengan kedua bola matamu adalah ke-engganan menghadapi debar yang memuakkan. Sungguh menjadi ujian paling sulit kutaklukkan.


*( Writing project tema; Ujian Hidup. Bersama: @xyouthgen