Selepas
begitu banyak hari penuh keresahan, kini kutemukan kembali diriku seperti hari
kemarin; penuh semangat sebelum ada perasaan yang pernah begitu
menginginkanya.
Aku
seolah terlahir kembali. Dengan tekad dan juga sebuah prinsip yang akan
kugenggam lebih erat lagi agar tak perlu ada kesalahan masa lalu yang berulang.
Cukuplah ia menjadi pembawa pesan tentang melepaskan juga mengikhlaskan dengan
sepenuh hati.
Aku
memilih pergi walau harus dengan pura-pura seolah aku tak peduli lagi akan
sgala hal tentangnya. Semoga ia paham jika berjarak menjadi hal yang mesti
kutunaikan sebagai sebuah usaha menanggalkan rasaku.
Berada
di posisi seperti ini tak pernah menjadi perkara mudah, bahkan teramat sukar
hingga tangis kerap menjadi ritual yang membersamai sepertiga malamku.
Aku
kalut dalam rasa penuh dosa. Menangis sesenggukan dengan sesal yang kuharap tak
sekedar menjadi pelajaran berharga tapi juga sebagai jalan tuk kembali
mendekati-Nya dalam sungguh-sungguh mengharap maaf-Nya.
Tuhan maha baik. Kasih sayang-Nya mengembalikan kesadaranku. Seorang perempuan
yang pernah dalam kelalaian melabuhkan harap kepada makhlukNya, kini sedang
berjuang menata hati. Berusaha larut dalam kebaikan sebagai titik balik atas
berjuta detik yang sempat larut dalam angan penodai hati.
–
*(latepost,
writing project bersama @xyouthgen tema: Titik balik