Sunday 10 April 2022

Menakar Harapan

"Banyak memberi dan berharaplah sedikit."

Kubaca ulang kalimat dalam sebuah novel dari penulis favoritku. Tiba-tiba aku berpikir tentang banyak hal di masa lalu yang membuat patah sebab terlalu banyak harapan yang akhirnya menghadirkan kecewa.

Menyakitkan memang, sebab kesudahan harapan adalah hak sang Maha penentu takdir manusia. Kita manusia hanya mengupayakan sebaik yang dimampu dan tidak semestinya menyandarkan seluruh harapan kepada selain-Nya.

Harapan, kunci-kunci pembuka kecewa. Dan kita, entah kenapa tidak pernah jera untuk terus berharap. Sebab katanya, untuk apa hidup tanpa harapan? Bukankah harapan adalah bahan bakar untuk menjalani hidup? Ah, entahlah. Harapan bisa menjadi begitu kompleks ternyata. Tapi, betul sekali kalimat tadi, “berharaplah sedikit” memberi yang banyak. 

Jika harapan seringkali mengantar pada kecewa mengapa kita tak memperbanyak memberi saja dibanding berharap? Sebab memberi sejatinya akan membuat kita bertambah, bukan?

-Hari kedelapan-