Sudah menjadi lumrah kehidupan di dunia
Cabaran dan dugaan mendewasakan usia
Rintangan dilalui tambah pengalaman diri
Sudah sunnah ketetapan Ilahi
Deras arus dunia menghanyutkan yang terleka
Indah fatamorgana melalaikan menipu daya
Dikejar dicintai bak bayangan tak bertepi
Tiada sudahnya dunia yang dicari
Begitu indah dunia siapa pun kan tergoda
Harta, pangkat dan wanita melemahkan jiwa
Tanpa iman dalam hati kita kan dikuasai
Syaitan nafsu dalam diri musuh yang tersembunyi
Pulanglah kepada Tuhan cahaya kehidupan
Keimanan ketakwaan kepadanya senjata utama
Sabar menempuh jalan tetapkan iman di hati
Yakinkan janji Tuhan syurga yang sedia menanti
Imanlah penyelamat dunia penuh pancaroba
Hidup akhirat kita kekal bahagia Imanlah penyelamat dunia penuh pancaroba
Hidup akhirat kita kekal bahagia
(Hijjaz, "Fatamorgana", nasyid legend yang liriknya ternyata cukup dalam tuk dimaknai)
Saat ujian hadir seperti menyedot seluruh kemampuanmu untuk bertahan, menangis menjadi ritual pelepasan duka, berharap ada kebahagiaan yang bersedia singgah, menenangkan hati. Ah! Sudah berapa kali kau kehabisan sabar di tengah jalan? Duhai kau, yang sering kali kehilangan pijakan, disekap rasa putus asa, lupa; dunia pun adalah kelelahan yang fana.
Kepada nurani ... Sadarlah, dunia adalah penipu ulung. Keindahannya sudah menjebakmu dengan beragam nikmat kesementaraan. Melalaikan, meninabobokkan hingga melupakanmu pada perjalanan yang kekal nanti. Bukankah kepulanganmu pada sang Pencipta adalah sejelas-jelas kepastian kelak?
Duhai kau, si pengemis ampunan! Sudah berapa kali kau memaklumi kesalahan sebagai bagian kehidupan yang mendewasakan? Betulkah jika segunung khilafmu memberi pengalaman? Bahwa berapa banyak kita yang akhirnya hanyut, tenggelam dalam samudera dunia. Tak ada habisnya cita-cita dikejar juga keinginan tak berkesudahan yang justru melemahkan kita meraih akhirat.
Lalu … tanpa iman, bagaimana kita akan sanggup menahan diri? Melawan musuh yang bersembunyi dalam hati? Bahwa tanpa takwa, kita lumpuh. Tanpa petunjuk-Nya kita lengah. Tertipu fatamorgana dunia.
Sampai kapan seperti itu, apakah hingga raga di liang lahad? Sementara penyesalan tidak akan pernah mengembalikanmu ke masa lalu.
-Hari keenam-