Sunday 3 April 2022

Persiapan Adalah Kunci

Belajar dari pengalaman sebulan terakhir yang setiap malam Ahad dikejar deadline, asli bikin uring-uringan; tiga jam (sebenarnya dua jam) sebelum submit tugas baru buka modul, riset tipis-tipis, menentukan topik, hingga baru nge-instal wps, nulis seadanya, bingung dengan fiturnya, drama yang berujung bodo amat yang tidak pada tempatnya. Lalu perbedaan zona waktu menjadi begitu indah.

Sama dengan Ramadan, semua butuh persiapan yang mumpuni biar hasilnya maksimal. Tamu ini cuman datang sekali loh setahun, harus dijamu dengan sebaik-baiknya supaya meninggalkan kesan terbaik.

Persiapan versiku: ngulik materi seputar Ramadan (baca buku, ikut kajian daring, catat poin pentingnya) nge-print jurnal, checklist harian, membuat daftar doa, nyusun strategi kejar khatam sesuai target, nulis daftar forbidden things, dst. 

Karena puasa adalah menahan, maka Ramadan adalah medan ujian yang menantang: tidak sekadar menahan haus dan lapar, tapi juga sederet menahan lainnya. Sejauh ini yang terberat bagiku: nahan ngantuk tanpa kopi. 

Namun, dengan segala persiapan, ternyata tidak akan menjamin jika Ramadan akan selalu baik-baik saja, berjalan mulus tanpa hambatan. Tidak semudah itu Ferguso! Konsisten itu berat, Istiqamah butuh latihan panjang, dan menjaga iman tetap stabil (karena iman memang akan naik turun), tidak jatuh tersungkur terlalu dalam, futur, seluruhnya membutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh.

Selanjutnya akan kutulis tips-tips biar keep on the track, Istiqamah.

Tabik!

-Hari pertama-