Tuesday 1 March 2016

Entahlah...





Kepada Sore, dan senja-senja yang setia menyapa sebelum magrib menjemputku...

Aku ingin bercerita. Memaknai apa yang semesta sajikan lewat langitNya yang terbentang luas. Menafsirkan rasa lewat deretan huruf, merangkai aksara dan menemukan kembali duniaku. Tempat aku merasa nyaman untuk menetap.

Apa yang sesungguhnya kurasakan? Sepertinya Jawabanku cukup dengan" Entahlah." Sebab aku pun tak tau harus bagaimana membahasakannya. Karena kadang, perasaan sendiri menjadi sesuatu yang absurd dan tidak mampu kukenali, hingga aku mulai sibuk dengan kebingungan-kebingunganku tentang apa yang sejatinya tidak bisa dipisahkan dari raga ini.

Hmm....Mungkin aku hanya butuh diam sejenak, lalu kemudian menyelami hati terdalam. Menemukan kosong yang memenjaraiku dan mulai mengusir hampa yang tanpa sadar menemaniku di titik jenuh saat ini.

Aku ingin bebas dari hal yang meresahkan ini. Kembali memeluk ketenangan yang mungkin ditenggelamkan oleh kecemasan-kecemasan tentang banyak hal yang tidak selayaknya kupelihara terlalu lama. Yahh... Aku tau itu sama sekali bukan hal yang baik untuk setiap jiwa yang masih menghargai hidupnya. Termasuk aku.

Maka biarkan angin mengantar damai di penghujung sore ini. Semoga segala apa yang hanya jadi parasit dalam hati dan pikiran segera pergi tak berjejak. Meninggalkanku sendiri saja. Karena seringkali kesendirian menjadi kebutuhan yang harus segera kupenuhi dan dituntaskan untuk meresapi tiap detak hidupku. Mencoba menyuarakan apa yang sekian lama memilih bungkam, menyampaikan apa yang tak pernah tersampaikan. Entah itu lewat kata-kata atau hanya sekedar isyarat dari bola mataku. Bisa jadi itu hanya perihal bahagia yang sudah sekian lama bersembunyi dalám sepi atau mungkin juga rindu yang memilih diam hingga tak pernah sampai ke tujuan.

Lalu setelah kesendirian yang panjang,  ada beberapa sandiwara yang harus dimainkan. Mungkin salah satunya adalah memaksakan seulas senyum meski sekedar topeng untuk menutupi apa yang tak terlihat. Orang-orang tak perlu tau karena semua selalu terlihat baik-baik saja.

Memulangkan diri selepas lelah yang tak berjeda.
Waktunya kembali ke rumah.

--Aira zakirah