Wednesday 16 March 2016

Suatu Sore di 2016


Suatu sore di 2016, tepatnya hari ketiga di bulan Januari. Seorang perempuan tengah berdiri sambil memegang selembar kertas yang terlihat kusut seperti habis diremukkan dalam kepalan tangan yang kuat. Perlahan ia membaca kembali kalimat terakhir dari tulisan diatas kertas tersebut. Lalu perlahan air matanya mulai menetes, menciptakan bercak bening diantara huruf-huruf yang berjejer rapi. Beberapa katanya terlihat agak buram, tak lain karena sebuah tangisan yang berulangkali membasahinya.

Sekelilingnya nampak lengang, tak ada sepasang mata pun yang  melihatnya. Ia merasa bahwa di kampus ini, tak ada tempat yang paling tepat untuk mengasingkan diri selain sudut lantai lima-tempat paling sepi di waktu sore. Masih dengan posisi yang sama, ketika hening di sekitarnya terasa pas dan membuatnya nyaman untuk melahap sedih sendirian. Kertas yang ia pegang dengan tangan sedikit bergetar malah beradu bersama tangisnya yang semakin kencang. Entah sudah berapa kali ia membaca kertas tersebut namun sama saja, huruf demi huruf juga kalimat-kalimat yang tertulis diatasnya, sampai kapan pun tidak akan pernah berubah. Terasa sesak seperti sembilu yang menyayat hati.

Tiba-tiba saja seseorang sudah berdiri disampingnya, menyentuh bahunya dengan lembut sambil memulai percakapan yang memecah sunyi diantara mereka. “Afraa, sampai kapan mau disini? Yuk kita pulang, nangisnya nanti dilanjutin di rumah aja”. Kata ulfa dengan senyum penuh pengertian, namun tersirat raut sedih bercampur khawatir melihat sahabatnya yang masih tertegun dengan selembar kertas kusut ditangannya. Ulfa tahu betul isi tulisan diatas kertas itu, bahkan mungkin ia sudah hafal kalimat terakhir yang membuat sahabatnya selalu menangis tiap kali membacanya.

Afraa hanya membalas dengan anggukan kecil sambil tersenyum. Ia kemudian mengusap air mata yang mulai mereda bersamaan dengan semburat jingga yang menandakan, sang senja sudah mengambil posisi di arah matahari terbenam. Mereka lalu memilih pulang berhubung jam kuliah sudah berakhir dan juga, waktu magrib segera tiba. Disepanjang jalan, keduanya hanya terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

Bersambung…
(Part 2 klik)
#One Day One Post