Saturday 13 August 2022

Day #13 Bahasa Cinta

Saat aku sedang sedih, marah, atau kecewa, aku ingin orang lain melakukan ini kepadaku ….

Sejujurnya aku tidak tahu harus menulis apa untuk melanjutkan kalimat di atas—karena setiap merasakan emosi-emosi di atas, sudah pasti aku memilih menjauhi semua orang. Aku sadar, berada di antara orang-orang saat moodku kacau selalu berakhir tidak baik. Aku yang tidak suka bicara di saat marah ataupun sedih seringkali membuat orang tersinggung karena aku merespons ucapannya dengan judes, irit kata, dsb. 

Diamku sudah terlalu sering disalahartikan, dianggap annoying, padahal aku hanya sedang berjuang melawan diriku sendiri. Aku menahan agar amarah ataupun air mataku tidak keluar. Karena aku tahu, saat marah dan tidak diam, aku mungkin hanya akan melukai orang dengan kata-kataku yang nanti akan kusesali selamanya. Dan jika sudah terlanjur menangis akan sangat sulit untuk berhenti. Begitulah aku, fakta yang sangat tidak dipahami siapa-siapa. 

Tapi, jika bisa berharap (tapi aku sudah berhenti dari mengharapkan manusia) bahwa saat aku sedang sedih, marah, atau kecewa, aku ingin orang lain melakukan ini kepadaku ….

Pertama: aku ingin orang lain tidak melakukan apa pun. Tidak usah bertanya apa pun, tidak perlu mengajak bicara apalagi sampai memintaku melakukan sesuatu yang tidak kuinginkan. Aku seseorang yang sulit dihadapi, maka cara terbaik saat mendapatiku terlihat marah atau bad mood adalah menyingkir saja dari pandanganku. Jika sedang berada di suatu tempat atau keramaian umum, tolong, lebih baik ajak aku pulang atau biarkan saja aku diam selama yang kubutuhkan. 

Kedua: berikan kalimat positif karena love language alias bahasa kasihku adalah words of affirmation. Coba katakan dengan pelan dan penuh empati: it’s okay to be not okay, I feel you, kamu pasti marah dan ingin pulang, tapi … dst. Apa pun, selama itu kalimat positif yang bisa membuatku tenang. Harap maklum, aku tidak ingin diganggu saat-saat emosi tidak stabil itu karena aku merasa tidak pernah dipahami, orang-orang cenderung membuat keadaanku memburuk daripada membaik.

Ketiga: tawarkan sesuatu yang kusukai. Ngajak ngopi, sodorin green tea, atau, buku yang mungkin cocok untuk kubaca, misalnya. 

Sekian, tiga hal yang rasanya too good to be true, hahah. 

—Makassar yang mulai gerimis | 7:50 am