Tuesday 9 August 2022

Day #8 Penyelamatan Terbaik

Aku merasa Allah menyelamatkan Hidupku Ketika … aku nyaris saja menyerah.

Berkali-kali dihadapkan pada kegagalan, dibenturkan dengan realita menyakitkan, babak belur oleh luka-luka, semua pengalaman menyakitkan itu membuatku sadar; aku dengan ketidakberdayaanku seharusnya tidak salah menyandarkan harapan.

Aku pernah berada di titik terendah hidup; ketika nafas terasa semakin pendek, sekujur tubuh dipenuhi rasa sakit, kepala hanya disesaki keraguan dan putus asa, lalu kupikir … karena sudah di tubir jurang, sekalian saja terjun ke dasar dan segalanya pasti akan berarkhir. Sebab aku teramat lemah tuk kembali melanjutkan langkah, terlalu takut tuk semakin hancur dan tak pernah kembali pulih.

Dalam sempit dan sesaknya sudut pandangku, ternyata Dia masih bersedia menyelamatkanku, menyelamatkan hidup yang kusangka sudah harus diselesaikan.

Aku menangis terhadap pikiran-pikiran buruk yang sempat menguasaiku. Aku runtuh dalam penyesalan, terisak bersama kesadaran yang mencerahkan. Bahwa hanya di tangan-Nya, takdir manusia bergantung. Ujian yang didatangkan oleh-Nya hanya bisa disambut dengan baik jika aku terhubung dengan-Nya. Sebab Dia yang menciptakanku dengan segala kelemahan dan keterbatasan yang tak bisa apa-apa tanpa pertolongan dari-Nya.

Ketika perjalanan seakan buntu, Dia menunjukkan arah. Ketika tujuan di depan sana tampak gulita, Dia yang memberi secercah cahaya-Nya. Ketika kedua kaki tak sanggup lagi melangkah, Dia menguatkan, menggerakkan, dengan kekuatan tak terbatas. 

Ketika jatuh, hanya dia yang mampu membuatku kembali bangkit. Tenyata, dia menyelamatkanku lebih sering dari yang kusangka. Dia sudah menyelamatkan hidupku berkali-kali. 

—Makassar, 8 Agustus 2022